Apa sih Tujuan Pendidikan di Indonesia?

tujuan pendidikan

Sebagai seseorang yang sedang menempuh pendidikan, apakah pernah terpikir di benakmu tentang tujuan pendidikan? Kalau kamu sendiri tujuan menempuh pendidikan untuk apa sih?

Mungkin beberapa dari kamu memberikan jawaban ‘Supaya menjadi pintar dan menjadi juara kelas”. Ya nggak ada salahnya sih dengan jawaban tadi. Namun kamu pasti sadar salah satu tujuan menempuh pendidikan adalah untuk menjamin masa depan yang lebih baik.

Tujuan pendidikan tertulis dalam Undang-Undang Dasar, lho. Kamu tau nggak hayoo? Tenang, aku mau jelasin tentang keadaan pendidikan di Indonesia dulu ya. Setelah itu aku akan bahas tujuan pendidikan, baca terus ya!

Apa Itu Pendidikan

Pengertian pendidikan sebenarnya apa sih? Apakah sebatas tingkatan dalam sekolah atau ada makna lainnya? Coba deh kita intip pengertiannya dari KBBI dulu. Menurut KBBI, pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha  mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Sedangkan kalau menurut bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan serangkaian proses untuk memanusiakan manusia. Kalau dari dua pengertian ini, pendidikan nggak semata-mata tentang sekolah aja kan. Pendidikan itu tentang apa yang kita pelajari ya.

Siapa yang tahu apa semboyan yang dipakai Ki Hajar Dewantara dalam sistem pendidikan?

Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani

Arti dari semboyan ini adalah di depan, seorang pendidik harus dapat memberi teladan; di tengah, pendidik harus dapat mendorong siswanya untuk berkarya; dan di belakang, pendidik harus dapat memberi dukungan dan arahan untuk terus semangat.

Sebelum masyarakat Indonesia bisa bebas belajar seperti sekarang, pada masa penjajahan nggak semua orang bisa menempuh pendidikan, lho. Pada masa itu berkembangnya sistem pendidikan barat melahirkan golongan terpelajar. Meski begitu siswa dianggap sebagai objek yang terus-terusan diberikan ilmu.

Inilah yang memicu semboyan di atas, karena tidak adanya kemerdekaan dalam belajar. Pendidikan harusnya juga bisa membuat siswanya menggali potensi diri, nggak cuma tentang pelajar menghafal saja. 

Karena terobosannya itulah Ki Hajar Dewantara sangat berjasa bagi pendidikan di Indonesia saat ini. Namun apakah pendidikan di Indonesia sudah sesuai dengan yang diharapkan? 

Masalah Pendidikan Indonesia

Masalah pendidikan di Indonesia sebenarnya sudah mulai berangsur-angsur teratasi dengan adanya kemauan untuk menjadi seseorang yang berpendidikan. Kalau kamu tahu, zaman dulu orang buta huruf tuh bukan sesuatu yang aneh, lho. Kalau dibandingkan dengan era itu sepertinya sudah sangat meningkat ya kesadaran akan pentingnya pendidikan.

Angka partisipasi sekolah di tingkat pendidikan juga meningkat dari tahun ke tahun. Namun data dari Badan Pusat Statistik tahun 2020 menunjukkan semakin tingginya tingkat pendidikan semakin menurunnya angka partisipasinya. 

Salah satu penyebab menurunnya angka partisipasi tersebut adalah masalah ekonomi keluarga. Kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai prioritas dikesampingkan karena tuntutan ekonomi yang harus dipenuhi terlebih dahulu.

Menurut data yang sama, 11 dari 1.000 siswa sekolah menengah dan sederajat putus sekolah. Meski terlihat seperti angka yang kecil namun ini tentunya perlu ditanggulangi agar jangan ada lagi siswa yang putus sekolah. Beberapa bantuan untuk siswa miskin sudah diberikan namun terkadang hal lain yang menyebabkan siswa tidak melanjutkan sekolah juga karena harus bekerja untuk membantu keluarganya.

Tadi kan aku sempat bilang, kemerdekaan pendidikan itu tidak dimiliki para pelajar di zaman penjajahan. Nah, pengaruh dari sistem pendidikan kolonial yang diterapkan di Indonesia salah satunya juga adalah sistem pendidikan berorientasi nilai.

Kalau nilainya bagus dianggap berhasil, kalau nilainya jelek dianggap gagal. Padahal seperti yang Bapak Pendidikan katakan, pendidikan nggak cuma sebatas nilai pelajaran aja.

Emangnya ini udah sesuai ya dengan tujuan pendidikan Indonesia? Yuk lanjut baca di bawah ini!

Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan nasional tercatat di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, gini nih bunyinya:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Kalimat “mencerdaskan kehidupan bangsa” juga muncul pada UUD 1945 di alinea ke 4, lho.

Pada tujuan ini dijelaskan pula berpendidikan harus dapat mengembangkan sikap dan karakter seseorang agar dapat menjadi warga yang bertanggung jawab untuk masa depan. Dari sini sebenarnya terlihat ya, sistem pendidikan di Indonesia yang berorientasi pada nilai tidak menjamin berkembangnya potensi di luar nilai akademis.

Hal ini pun sejalan dengan 2 tujuan pendidikan oleh Sabda PS, pendiri bimbingan belajar Zenius. Nggak heran salah satu tujuan Zenius Education adalah untuk mengembangkan fundamental skill yang nggak  sekadar tahu dan hafal, namun bisa berpikiran kritis lebih penting.

Menurut Sabda PS, tujuan pendidikan dibagi menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah pendidikan untuk diri sendiri di mana kamu diharapkan bisa mengembangkan bakatmu sesuai dengan potensi diri dan karaktermu. Sedangkan tujuan yang kedua adalah pendidikan untuk masyarakat. Menurutnya seseorang harus memenuhi standar tertentu untuk dapat memutuskan untuk keberlangsungan suatu masyarakat.

Standar yang dimaksud bukan berarti standar nilai seperti yang kamu lihat di sekolah ya. Namun tentang bagaimana seseorang bisa menggunakan critical thinking maupun logika dalam memutuskan untuk melakukan sesuatu.

Tujuan-tujuan pendidikan sebenarnya menekankan bagaimana seseorang tahu caranya untuk berpikir terutama untuk memutuskan hidupnya di kehidupan bermasyarakat di masa depan. Jadi pendidikan dengan standar nilai akademis terkadang tidak sepenuhnya relevan, ya.

Pendidikan akademis tentunya tetap perlu ya untuk landasan hidup. Meski begitu banyak hal lain pula yang sebaiknya tidak dikesampingkan. Zenius Education dengan motonya Cerdas, Cerah, Asyik ingin mengajak penggunanya untuk paham kemampuan dasar namun tetap dapat berpikir secara kritis.

Aku harap kamu sekarang sudah dapat gambaran besarnya ya tentang tujuan pendidikan dan pola pikir apa yang harus kamu bawa setiap belajar. Untuk mengakhiri bacaan kali ini, aku ada ucapan dari Bapak Bangsa yang memberikan konsep “Republik Indonesia”, Tan Malaka, tentang tujuan pendidikan:

“Tujuan pendidikan untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan dan memperhalus perasaan”. 

Lebih lengkapnya kata salah satu bapak pendiri bangsa ini “Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali”.

Ayo mulai sekarang belajar untuk bisa berpikir kritis untuk masa depan dunia yang lebih baik. Semangat!
Oya, biar belajarmu makin semangat dan efektif, cobain deh paket belajar dari New Primagama Powered by Zenius. Di sini kamu bakal dapet metode hybrid learning yang bakal bantu kamu meraih prestasi dan melibas ujian apa pun. Cek paket belajarnya dengan klik gambar di bawah ini, ya!

Artikel Terkait

One Response

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *