Macam-Macam Pakaian Adat Jawa Tengah dan Filosofi di Baliknya

pakaian adat jawa tengah

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak kekayaan daerah termasuk pakaian adat. Salah satu pakaian adat yang cukup terkenal baik di tingkat nasional maupun internasional adalah pakaian adat dari Jawa. Nah, kali ini aku akan membahas pakaian adat dari Jawa Tengah. Kira-kira ada gak pembaca di sini orang Jawa Tengah?

Kalau ada, kira-kira kamu bisa tebak gak pakaian adat apakah yang dipakai orang Jawa Tengah itu ada apa aja? Dan kira-kira sejarah apa yang melatarbelakangi terbentuknya pakaian adat Jawa Tengah tersebut?

Kalo kamu bukan orang Jawa Tengah atau sebenarnya orang Jawa Tengah tapi belum seberapa tau mengenai pakaian adat apakah yang dipakai orang Jawa Tengah, gak perlu khawatir. Karena dalam artikel kali ini, aku akan membahasnya secara tuntas. Yok! Kita mulai aja. 

Macam-Macam Pakaian Adat Jawa Tengah 

Pakaian adat Jawa Tengah dipengaruhi oleh banyak kebudayaan. Mulai dari kebudayaan Hindu-Budha yang berasal dari kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang pernah berkuasa di tanah Jawa. 

Lalu ada akulturasi budaya yang dibawa oleh para pedagang atau musafir dari daerah Cina, India dan Arab. Hingga adanya unsur-unsur agama Islam ketika orang-orang Jawa mulai memeluk Islam sehingga mempertimbangkan batasan aurat dalam berpakaian. 

Nah, karena campuran banyak budaya itulah, Jawa Tengah memiliki beberapa pakaian adat, di antaranya adalah sebagai berikut: 

1. Kebaya

Kamu pasti udah gak asing lagi sama baju adat Jawa Tengah yang satu ini kan?

Pakaian adat untuk perempuan di daerah Jawa Tengah disebut kebaya.

Meskipun berasal dari Jawa, kebaya di zaman sekarang bisa dibilang sebagai salah satu pakaian paling umum yang digunakan wanita Indonesia dari berbagai daerah dalam berbagai acara formal. Seperti acara pernikahan, acara lamaran atau acara sunatan. 

Terbentuknya Kebaya sebenarnya dipengaruhi oleh berbagai budaya. Seperti budaya Cina, India, Portugis hingga Belanda. Banyak negara tetangga Indonesia juga memiliki pakaian adat mirip kebaya seperti negara Malaysia dan Singapura. 

Di Indonesia sendiri, kebaya dimiliki masing-masing daerah dengan karakteristik dan keunikan masing-masing. Beberapa wilayah diluar Jawa Timur yang memiliki kebayanya sendiri adalah Jawa Barat, Sumatra Barat dan Utara, Madura, Lombok hingga Maluku. 

Jaman dahulu, tepatnya pada masa penjajahan Belanda. Kebaya yang dikenakan perempuan Indonesia tidak semata-mata sebagai pakaian tetapi juga sebagai penanda kelas atau status dari perempuan yang memakainya. 

Warna Kebaya perempuan Indonesia saat itu biasanya lebih berwarna (bukan putih) dan selalu dipadukan dengan kain jarik tanpa renda (brokat). 

Salah satu kebaya tradisional yang bisa kamu lihat adalah jenis kebaya Kartini dan model kebaya Kutu Baru. Kedua kebaya tradisional ini dicirikan dengan potongannya yang panjang (bisa sampai menutupi lutut) dan berlengan panjang. 

Perkembangan kebaya saat itu diyakini mendapat pengaruh Islam yang masuk ke kebudayaan Jawa, di mana perempuan diwajibkan menutup aurat (menggunakan baju panjang) sehingga bentuknya mirip dengan baju kurung. 

Semakin berkembangnya jaman, Kebaya juga mengalami perkembangan yang signifikan. Kebaya tradisional bertransormasi menjadi kebaya modern yang banyak diciptakan oleh perancang busana (designer). 

Salah satu kebaya modern yang saat ini tengah menjadi sorotan adalah Kebaya yang digunakan oleh artis Maudy Ayunda saat pernikahannya dengan Jesse Choi pada 22 Mei 2022 lalu.

Maudy Ayunda mengenakan pakaian kebaya dengan nuansa putih yang didesain khusus oleh desainer Indonesia, Eddy Betty. Kebaya yang digunakan Maudy termasuk ke dalam kebaya modern karena memiliki potongan yang berbeda dengan kebaya Kartini atau Kutu Baru.

Riasan pengantin wanita juga biasanya dilengkapi dengan ronce bunga melati atau rangkaian bunga melati kuncup yang disatukan dengan benang kemudian dipasangkan di konde. Ronce bunga melati ini kemudian dibiarkan menjuntai hingga pinggang atau punggung pengantin wanita. 

Selain model yang dipakai Maudy, jenis kebaya modern adalah kebaya model Encim. Iya, kamu gak salah namanya emang kebaya Encim karena bentuk kebaya ini dipengaruhi oleh kebudayaan Cina. Kata Encim sendiri sering kita dengar kalau kita sedang berbelanja di pasar lalu yang berjualan adalah seorang ibu-ibu keturunan Tionghoa. 

Berikut ini adalah beberapa model kebaya sebagai bagian dari pakaian adat Jawa Tengah yang masih eksis hingga sekarang: 

  • Kebaya Model Kutu Baru
  • Kebaya Model Encim
  • Kebaya Kutu Baru Warna Putih Tulang
  • Kebaya Polos Model Kutu Baru Kancing Tengah
  • Beskap

Tahukah kamu kalau pakaian adat Jawa Tengah yang satu ini berasal dari bahasa Belanda “Beschaafd” yang artinya beradap. Tapi disinyalir nama ini adalah nama pemberian dari orang-orang Belanda yang melihat orang Jawa menggunakan Beskap. 

Pasalnya Beskap sebenarnya sudah ada sejak akhir abad ke-18, saat Kerajaan Mataram masih berkuasa di tanah Jawa. Saat masa kerajaan, Beskap adalah pakaian yang hanya dipakai saat acara-acara penting yang melibatkan kerajaan saja. 

Kalau orang Eropa biasanya menggunakan jas pada saat menghadiri acara-acara formal, orang Jawa termasuk orang Jawa Tengah menggunakan Beskap dalam berbagai acara resmi. 

Kenapa aku menyamakan Beskap dengan jas pada umumnya? Ya karena baju adat Jawa Tengah ini memang termasuk jenis jas namun lebih tertutup karena memiliki kerah yang cukup tinggi dan panjang baju yang biasanya bisa sampai pertengahan paha. 

Sementara untuk bawahan orang Jawa Tengah mengkombinasikan Beskap dengan kain jarik yang membarut atau mengikat di pinggang hingga menutupi kaki. 

Berikut ini adalah beberapa jenis Beskap yang hingga saat ini masih digunakan oleh banyak orang:

  • Beskap model Basofi
  • Beskap model Landung (panjang)
  • Beskap model Jangkep/lengkap
  • Beskap Kucing Anjlog
  • Beskap model Kulon
  • Jawi Jangkep

Nama lain busana yang satu ini adalah busana Kejawen. Busana ini berasal dari kebudayaan Keraton Surakarta. Makanya baju ini biasanya digunakan oleh Abdi Dalem yang mengabdi untuk Keraton. 

Berdasarkan budaya Jawa pakaian kejawen dengan demikian disebut juga sebagai “Guru Kebudayaan Jawa” karena sudah digunakan sejak zaman dahulu kala. 

Yang menjadi ciri khas Jawi Jangkep adalah warna dasarnya yang mayoritas gelap (kebanyakan hitam) dengan corak emas biasanya berbentuk alur daun, bunga atau ukiran yang memajang dari bahu, depan dada hingga bagian bawah badan. 

Lapisan dalam Jawi Jangkep adalah Beskap yang dibuat dari bahan tebal dengan warna senada ditambah dengan kancing dengan pola menyamping. Di bagian leher Jawi Jangkep tidak memiliki lipatan. 

2. Jawa Basahan

Jawa Basahan adalah Busana pengantin asal Solo yang berasal dari upacara adat pernikahan di Keraton Surakarta. Nama lain dari pakaian adat Jawa Tengah ini adalah dodot atau kampuh yang artinya kain panjang yang dibentuk. 

Nah, Jawa Basahan ini adalah pakaian adat yang kamu lihat kalo pernah dateng ke acara pernikahan Jawa dan pengantin laki-laki bertelanjang dada. 

Si pengantin pria hanya akan menggunakan kain panjang (dodot) sepanjang 4,5 meter yang dililitkan di pinggangnya. Warna untuk dodot ada beberapa macam yaitu, merah, hijau, biru, ungu, coklat, hitam dan bisa disesuaikan dengan permintaan mempelai.  

Sedangkan pengantin wanita akan menggunakan kemben ditambah dodot. Sehingga bahu pengantin wanita akan tetap terlihat jika menggunakan pakaian adat Jawa Tengah yang satu ini. 

Tapi seiring perkembangan zaman dan mempertimbangkan agama yang dipeluk oleh mempelai, terutama jika mempelai adalah seorang muslim, Jawa Basahan sudah banyak dimodifikasi dengan menambahkan bahan atasan sehingga menutupi bahu mempelai wanita dan mempelai laki-laki tidak bertelanjang dada. 

3. Surjan

Karena Jawa Tengah dan Yogyakarta bertetangga, Surjan menjadi pakaian adat dari kedua daerah ini. Yang mencolok dari Surjan dibandingkan dengan baju adat Jawa Tengah lainnya adalah motifnya yang berlurik. 

Sebenarnya warna busana Surjan ada bermacam-macam, bisa hitam, biru, hijau, kuning, merah, hingga putih. Tetapi yang lebih terkenal adalah motif lurik. Surjan sudah ada sejak kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono I di Keraton Yogyakarta. 

Makanya, kalau kamu berkunjung ke Yogyakarta dan mengunjungi Keraton atau daerah sekitarnya, kamu akan menemui banyak pria menggunakan Surjan. Khususnya Surjan dengan motif lurik. 

Ada beberapa jenis Surjan yang cukup popular dan masih digunakan banyak orang hingga sekarang, di antaranya:

  • Surjan dengan motif Garis
  • Surjan dengan motif Bunga Antakusuma
  • Kain Batik atau Jarik

Oke, jadi ada perbedaan sebenarnya antara kain Jarik yang asli dengan kain Batik. Kalau kain Jarik ini hanya selembar kain berbentuk persegi panjang, ukuran pada umumnya 2,5 x 1 meter atau 2 x 1 meter. 

Nah, kain Jarik biasanya polos, gak ada motif sama sekali. Namun ada beberapa kain Jarik yang diberi malam (wax) atau pewarna sehingga menghasilkan corak yang lebih menarik. Akhirnya kita menyebut kain Jarik yang bercorak itu sebagai kain Batik. 

Di Jawa, kain Jarik punya banyak sebutan lho. Mulai dari Sinjang, Jarit, Tapih hingga Nyamping. Dan bahan baku kain ini tidak sembarangan, kain Jarik biasanya dibuat dari kain mori. Kain ini dibentuk dari serat-serat alam seperti rayon, katun maupun sutra. 

Uniknya, tidak seperti pakaian adat Jawa Tengah lainnya yang harus dijahit terlebih dahulu. Kain Jarik digunakan dalam bentuk lembaran kain dan dibalut dengan stagen agar terikat di tubuh tanpa harus melalui proses pembuatan baju atau busana pada umumnya. 

Nah, dari cara pemakaiannya ini memiliki filosofi yang sama dengan penggunaan kain sari dari India. Ini karena kebudayaan Jawa Tengah saat itu banyak dipengaruhi oleh kebudayaan India termasuk cara berpakaian. 

Kain ini digunakan sebagai bawahan (penutup) baik di kalangan laki-laki maupun perempuan di Jawa. 

Corak dari kain Jarik juga disesuaikan dengan tempat asalnya. Kalau di Jawa Tengah, ada beberapa corak kain jarik yang terkenal, di antaranya adalah sebagai berikut: 

  • Kain Batik Banyumas motif Manggar (Bunga Kelapa)
  • Jarik motif Garuda
  • Jarik motif Sogan (tiga warna, putih, coklat, coklat tua/hitam)
  • Jarik motif warna gelap
  • Jarik motif Pesisiran Model Jlog

Fungsi Pakaian Adat Jawa Tengah – Dulu vs Sekarang

Jaman dulu, pakaian adat memiliki peraturan yang ketat bagi siapa yang bisa memakainya, kapan waktu yang tepat untuk memakainya hingga nilai dan norma apa saja yang harus dijunjung ketika memakainya. 

Tapi zaman sekarang, peraturan-peraturan itu sudah lebih longgar. Misalnya kebaya, dulu kebaya tradisional adalah kebaya jenis Kartini yang tertutup dan panjang tanpa banyak ornamen di atasnya. 

Pakaian tradisional dapat didefinisikan sebagai ansambel pakaian, perhiasan, dan aksesori yang berakar pada masa lalu yang dikenakan oleh sekelompok orang yang dapat dikenali.

Tapi sekarang, model kebaya modern sudah berbagai macam ragam. Bahan yang digunakan juga sudah lebih bervariasi dan orang-orang bisa mengkreasikan kebaya mereka sendiri, misalnya mix and match dengan menggunakan celana atau gaun ala Eropa. 

Fungsi pakaian adat Jawa Tengah misalnya, tidak hanya terpaku pada acara-acara formal. Pemprov Jawa Tengah bahkan mewajibkan pegawai mereka menggunakan baju adat setiap seminggu sekali sebagai bentuk pelestarian budaya Jawa. 

Sadar atau tidak, sekarang banyak baju modern yang tercipta atau terinspirasi dari baju-baju adat. Ini menjadi fungsi baru baju adat termasuk baju adat Jawa Timur di masa kini. Yaitu menambah khazanah bagi banyak desainer masa kini. 

Fokus dalam menggunakan pakaian adat sekarang adalah upaya kita untuk melestarikan kebudayaan agar apa yang sudah diciptakan oleh leluhur kita tidak terlupakan begitu saja. 

Di era di mana pakaian Eropa dan Amerika telah menaklukkan dunia, sulit untuk membayangkan bahwa itu adalah cara lain untuk melestarikan pakaian adat Indonesia jika tidak dengan memakainya dan memasukkan pakaian adat sebagai bagian kehidupan modern. 

Menarik banget kan bahasan di atas? Kalau kamu mau tambah ilmu dan mengasah persiapan buat ujian sekolah, yuk langganan paket belajar New Primagama Powered by Zenius. Nanti kamu bakal dapet akses ke ribuan materi pelajaran dan ikut kelas bareng para tentor yang seru. Klik gambar di bawah ya buat cek paket belajarnya!

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *